OTT Dugaan Kasus Jual Beli Jabatan,Tim Saber Pungli Kembali Cokok 4 Kades?

Gambar animasi nasib para calon perangkat desa yang gagal lolos seleksi rekruitmen karena tak mampu menyiapkan dana pelicin.
MSY (foto bawah).(Dil)
DIMENSINEWS.COM SIDOARJO; Langkah cepat dan tegas Tim Saber (Sapu bersih) Pungli (Pungutan liar) dari Polresta Sidoarjo yang menciduk 2 Kepala desa (Kades) Sudimoro dan Desa Medalem (Kec Tulangan) dalam Operasi tangkap tangan (OTT) Rabu (28/5) kemarin patut diacungi jempol.
Keberhasilan jajaran Tim Saber Pungli yang meng-OTT 2 orang oknum Kepala Desa (Kades),dan beredar khabar bahwa tadi malam 4 Kades lain antaranya,Kades Kepadangan,Kebaron,Grabakan dan Desa Kepunten bakal menyusul semakin membuktikan bahwa praktik jual beli jabatan baik di lingkup instansi Pemerintah Kabupaten (birokrasi) hingga Pemerintah Desa masih merajalela.
Meski hingga saat ini pihak Polresta Sidoarjo secara resmi belum memberikan keterangan (release) terkait apa dan mengapa para oknum Kades tersebut hingga terjaring OTT?
Namun berdasarkan informasi dan keterangan yang dihimpun awak media ini dari berbagai sumber yang sangat layak dipercaya,bahwa bisa dipastikan 2 oknum Kades tersebut terlibat secara aktif dalam praktik jual beli jabatan (suap) dalam proses rekruitmen calon perangkat di masing-masing wilayah desanya.
Indikator soal ini setidaknya terlihat dari batang bukti uang sejumlah Rp 230 juta yang berhasil disita oleh tim saber saat OTT dari tangan 2 Kades tersebut.
Keberhasilan Tim Saber Pungli dalam mengungkap dugaan praktik jual beli jabatan yang dilakukan 2 oknum Kades diatas tak lepas dari pengembangan hasil pemeriksaan yang dilakukan jajaran Tim Saber Pungli terhadap MSY,mantan Kades salah satu desa di Kec Buduran dimana yang bersangkutan telah ditangkap serta diamankan terlebih dahulu pada Senin (26/5) malam lalu.
Dari tangan MSY Tim Saber selain menangkap MSY di rumahnya,Tim juga berhasil menyita barang bukti uang sejumlah Rp 500 juta.
Siapa dan apa peran MSY dalam kasus OTT ini?Informasi sementara yang berhasil dihimpun,diduga oknum Kades dan calon perangkat desa yang ingin lolos dalam penjaringan menggunakan ‘jasa’ MSY untuk melakukan lobi-lobi ke para pihak, khususnya saat tes ujian penjaringan perangkat desa secara serentak di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Propinsi Jawa Timur (Jatim) pada Selasa (27/05/2025) lalu.
Kuat dugaan bahwa MSY juga menjadi salah satu ‘Broker’ untuk meloloskan calon perangkat desa di kecamatan se_Kab Sidoarjo.
Perlu diketahui bahwa ada 10 desa di Kecamatan Tulangan yang sedang menggelar penjaringan perangkat, yaitu Desa Medalem, Sudimoro, Kepatihan, Kepadangan, Kemantren, Kepunten, Grabagan, Kebaron, Janti dan Kepuh Kemiri.
Terkait mengapa MSY begitu berperan dalam menentukan siapa saja yang bisa lolos tidaknya dalam seleksi calon perangkat desa
“Di kalangan pejabat desa,MSY ini dikenal punya kedekatan para pejabat dan pimpinan di Pemkab Sidoarjo dan di Provinsi Jatim,”ungkap salah satu sumber terpercaya kepada media ini.
Selain itu MSY yang sat ini masih tercatat sebagai salah seorang pengurus di Persatuan menembak Indonesia (Perbakin) Propinsi Jatim serta Pengcab Perbakin Sidoarjo tentunya punya jaringan/koneksi yang cukup kuat baik pejabat sipil dan militer.
“Maka tak salah selama ini para Kades di sejumlah wilayah Sidoarjo sudah banyak yang yakin dan percaya MSY mampu menjadi jembatan dalam proses penerimaan perangkat desa di Sidoarjo”tukas sumber terpercaya tersebut.
Sejumlah Kades serta perangkat di wilayah Kec Tulangan yang coba dikonfirmasi media ini terkait OTT tak berhasil mendapat keterangan apapun.
“Pak Kades sedang keluar.Dan Pak Carik juga sedang keluar,ada rapat di Kecamatan.saya keamanan disini” sergah salah seorang berbaju dan celana warna hitam yang mengaku sebagai petugas keamanan itu.
Awak media juga mendatangi rumah Kades Kepadangan, Kecamatan Tulangan yang juga ikut melaksanakan penjaringan perangkat desa, namun kondisi rumahnya terkunci dan sepi.
Sementara Camat Kecamatan Tulangan Asmara Hadi,juga tidak merespon saat dikonfirmasi langsung baik lewat panggilan telpon maupun pesan WhatsApp (WA)-nya.
Terpisah Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo, AKP Fahmi Amirullah yang dikonfirmasi soal kasus dugaan OTT jual beli jabatan perangkat desa ini melalui ponselnya belum memberikan jawaban.
Bupati Sidoarjo, Subandi yang ditanya soal kasus dugaan OTT jual beli jabatan perangkat desa ini juga belum memberi jawaban saat ditanya melalui WhattApps (WA).
Sedangkan Humas Polresta Sidoarjo, Tri Novi membenarkan adanya OTT terhadap salah seorang mantan Kades dan dua Kades .
“Keterangan persnya ditunggu hari Senin saja,” tukas Tri Novi.(Dil).