APPJ Ingatkan Muhdlor;”Kurma=Perangkat Tikus”


Para Pengunjuk Rasa Saat Melakukan Aksi Orasi Bergantian di Pintu Gerbang Pendopo Bupati Sidoarjo Kamis (19/10) Siang Tadi.(Dillah/foto atas)

Dua Perangkap Tikus.Dua sapu lidi.bunga setaman serta ratusan buah kurma ikut melengkapi aksi unjuk rasa di siang bolong tadi.(Dillah/foto bawah)

 

Dimensinews.com;-Puluhan gabungan aktivis dan massa yang tergabung dalam Aliansi Peduli Pemilu Jujur (APPJ) Sidoarjo Kamis (19/10) pagi tadi membuktikan ancamannya dengan kembali melakukan aksi turun jalan.
Tidak seperti 2 aksi (jilid 1,2) unjuk rasa sebelumnya,jumlah peserta aksi kali ini selain lebih banyak.Massa juga membawa serta mobil komando yang dilengkapi sound system besar.
Sebagaimana sbelumnya,aksi massa gabungan ini msih mengusung kasus yang sama,yakni dugaan penyalah gunaan bantuan hibah bagi para pedagang kecil lewat Program Kartu usaha perempuan mandiri (Kurma).
Setelah 2 aksi sebelumnya,aksi massa yang dikomandoi 2 aktivis yakni Nadia Bafaqih serta Nanang Haromain menyasar kantor DPRD,Dinas Koperasi dan UM serta Kantor Bawaslu Kab Sidoarjo.
Kali ini mereka berganti menyasar Kantor Kejaksaan Negeri Sidoarjo dan Pendopo Bupati.
Dibawah terik matahari siang yang menyengat.Di depan pintu masuk gedung Korps Adyaksa tersebut,sedikitnya lima peserta aksi sambil berdiri diatas kabin mobil komando menyampaikan orasi secara bergiliran.
Mereka menuntut Program bantuan kontroversial itu untuk dicabut/dibaatalkan karena disinyalir kuat banyak terjadi penyelewengan.
Dalam orasinya,salah seorang orator, Nadia Bafaqih bahkan menyebut Bupati Muhdlor adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap banyaknya praktik penyelewengan bantuan tersebut lapangan (desa-desa).
Setelah menyampaikan berbagai orasi tuntutan,4 orang koordinator aksi akhirnya ditemui Kasi Intel Kejari Sidoarjo Andre SH.
“Aksi yang kami lakukan adalah selain menyampaikan aksi keprihatinan terhadap berbagai dugaan penyimpanan penggunaan anggaran yang dilakukan pemerintah.Juga kami berharap pihak kejaksaan pro aktif untuk melakukan upaya penegakan hukum di Sidoarjo”papar Nanang mengawali pembicaraan yang diamini perwakilan yang ikut mendampingi.
Sementara menanggapi tuntunan 4 orang peserta aksi, Kasi Intel Kejari,Andre menyampaikan sangat mendukung upaya pemberantasan tidak pidana korupsi tanpa pandang bulu.
“Kami berikan apresiasi setinggi_tingginya kepada bapak dan ibu seklian yang concern terhadap kasus2 dugaan korupsi.Percayalah kami segera akan melakukan upaya2 yg diperlukan untuk menyelidiki kasus ini”cetus Andre.
Andre nerjanji akan menyampaikan semua aspirasi dari APPJ kepada Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Sidoarjo.
“Sementara itu yg bisa kami bantu.Karena tman2 dari APPj tdi datang ke kami tidak/belum membawa tuntutan apa2 Ms”ujar Andre.
Seakan tk puas dengan tanggapan pihak kejaksaan.Aksi mereka berlanjut dengan mendatangi rumah dinas/pendopo kabupaten.
Sesampai di depan pintu gerbang pendopo yang dijaga ketat oleh aparat dari Satpol PP dan petugas keamanan lain.Masih di bawah terik matahari yang berada persis diatas ubun_ubun.
Aksi Mereka dimulai dengan menabur bunga dan menaruh ratusan buah kurma yang terbungkus plastik.Serta dua buah alat perangkap tikus.
Disini lagi-lagi pengunjuk rasa melakukan orasi secara bergantian.
Husein,salah seorang orator menjelaskan bahwa aksi taburan bunga ‘setaman’ adalah simbol matinya demokrasi di Sidoarjo karena kuatnya indikasi Bupati Muhdlor terlibat dlam praktek curang penggunaan dana bantuan Kurma untuk memuluskan kroni2 nya yang ikut dalam kontestasi pemilihan legislatif.
Sementara Romi,dalam orasinya menyampaikan bahwa perangkap tikus dimaksudkan sebagai peringatan kepada Bupati Muhdlor untuk tidak main-amin dengan kasus Kurma ini bila tidak ingin masuk perangkap tikus.
“Wahai Adikku Bupati Muhdlor.Tujuan kami datang kesini hnya mengingatkan jangan sampai kamu mengalami hal yang sama seperti bupati-bupato sebelum.kamu.iingat2 pesan kami”teriak Gus Romi panggilan akrab pria berpostur tubuh tinggi besar dan tegap itu lantang.
Sayangnya,hingga aksi orasi mereka berakhir.tak satupun pejabat yang bersedia menemui para pengunjuk rasa.Informasi yang diterima dari pihak protokoler Bupati Muhdlor sedang menunaikan ibadah Umroh ke tanah tanah suci.
Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya,sejumlah elemen masyarakat yang melebur dlam wadah Aliansi Peduli Pemilu Jurdil (APPJ) memprotes program bantuan dana Kurma.
Dimana bantuan yang sedianya diberikan untuk kelompok-kelompok usaha kecil itu ternyata banyak disalah gunakan oleh para oknum politisi karbitan untuk kepentingan pemenangan/kampanye para Bakal calon Legislatif (Bacaleg) yang diduga kuat para kolega Bupati Muhdlor.(Dillah)

Berita Terkait

Top