Subandi Blak-blakan Ungkap Penyebab Rekom PKB Jatuh ke Pasangan I’in-Edi


Pasangan Cabup-Cawabup H Subandi-Mimik Idayana dalam berbagai pose foto saat dan seusai melakukan pendaftaran ke KPU Sidoarjo Kamis (29/8) lalu.(Dillah) 

DIMENSINEWS.COM SIDOARJO; Keputusan Ketua Umum Muhaimin Iskandar (Cak Imin) beserta jajaran Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang akhirnya lebih memilih memberikan surat rekomendasi kepada pasangan Bakal calon bupati (Bacabup) dan Bacawabup Achmad Amir Aslichin-Edi Widodo pada Hari Rabu ((28/8) malam sekitar pukul 22.00 Wib,atau lebih tepatnya sehari menjelang batas akhir masa pendaftaran yang dibuka oleh KPU Sidoarjo Minggu lalu masih menyisakan banyak teka-teki,terutama dikalangan internal fungsionaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB Sidoarjo.

Perihal kenapa dan bagaimana kronologis dibalik keputusan Cak Imin lebih memilih formasi pasangan dari dua partai koalisi (Amir Aslichin PKB dan Edi Widodo PDIP),dan tidak memilih formasi pasangan Subandi-Mimik Idayana (PKB dan Partai Gerindra),Subandi yang saat ini masih menjabat sebagai Plt Bupati Sidoarjo dan sekaligus masih menjabat sebagai Ketua DPC PKB Sidoarjo ini merasa perlu untuk mengungkapkan kronologi dan peristiwa sebenarnya dibalik keputusan Cak Imin yang dianggapnya kontroversial tersebut.

Untuk itu,Minggu (1/9) kemarin,kepada puluhan awak media yang Subandi mengungkapkan semua perjalanan sebelum akhirnya,mantan Kepala Desa 2 periode itu harus menerima kenyataan pahit dengan terpaksa memilih jalur ( partai) lain dengan bahasa bertutur.

Saya awali dengan kronologi dimana satu hari menjelang pendaftaran akan ditutup oleh KPU saya masih juga belum mendapat kepastian jawaban soal kepada siapa rekomendasi pasangan itu diturunkan/diberikan.

Pada hari itu (Rabu 28/8) sangat menentukan apakah pasangan Subandi-Mimik bakal menerima Rekom atau tidak dari PKB. Karena besoknya, Kamis, 29 Agustus Agustus adalah hari terakhir pendaftaran Paslon Cabup/Cawabup ke KPU.

Berkaitan dengan mendesaknya batas waktu pendaftaran hari itu juga saya akhirnya diundang untuk melakukan pertemuan oleh jajaran pengurus DPW PKB di kediaman Pengasuh Ponpes Mambaul Ulum Denanyar Jombang, sebelum saya tiba telah hadir terlebih dahulu, Ahmad Amir Aslichin (anggota DPRD Jatim demisioner) dan Gus Atok (anggota DPRD Jatim) serta tuan rumah KH. Salam Sochib Bisri (Keponakan Cak Imin).

Setelah semuanya hadir, rapat rahasia itupun langsung dimulai. Singkat cerita, DPP PKB memberikan rekom kepada Subandi dan Amir Aslichin sebagai Paslon Cabup/Cawabup Sidoarjo 2024—2029.

Keputusan tersebut tak pelak membuat nya kaget dengan rekom tersebut. Betapa tidak, ketua DPC PKB Sidoarjo ini sudah menjalin lama dengan Mimik Idayana (Ketua DPC Partai Gerindra Sidoarjo) untuk maju dalam Pilkada Sidoarjo mendatang.

Walaupun menurut Amir Aslichin mendapat perintah kyai untuk menjadi wakilnya Subandi. Namun mantan ketua Komisi A itu menyatakan tidak bersedia jika berpasangan dengan Amir Aslichin. Karena beberapa parpol seperti Gerindra, Golkar, Demokrat dan 6 parpol non parlemen sudah memberikan rekomendasi kepada Paslon Subandi—Mimik.

“Saya tidak ingin menyakiti beberapa parpol yang sudah merekomendasi saya dan Bu Mimik yang sudah terjalin erat komitmen dan konsisten dengan saya serta beberapa parpol untuk memajukan Sidoarjo”.Terang mantan wakil bupati yang kini menjadi Plt Bupati tersebut.

Disisi lain, menurut Subandi, Amir Aslichin berharap terjadi Bumbung kosong jika dirinya bergandengan dengan PLT Bupati Sidoarjo itu.

Setelah tidak ada hasil dari pertemuan tersebut. Hari Rabu malam, Subandi dipanggil Gus Halim Iskandar dan Anik Maslachah (Ketua dan Sekertaris DPW PKB Jatim) di salah satu rumah makan di Surabaya.

Di tempat ini, Subandi dan Amir Aslichin dipaksa agar bersedia berpasangan untuk maju sebagai calon dari PKB.

Demi menjaga jalinan dan komitmen dengan 3 Parpol dan Mimik Idayana, dirinya terpaksa menolak tawaran tersebut. Bahkan Subandi mengalah dengan mengusulkan agar Amir Aslichin bersedia jadi calon bupati dan Mimik Idayana sebagai wakilnya.

“Saya rela jika mas Iin menjadi Bupati dan wakilnya Bu Mimik. Dan saya siap mensupport untuk memenangkannya dari belakang”. Tegas Subandi kepada media ini. Minggu, 1/9/24.

Suasana semakin mencekam setelah lontaran Subandi disampaikan dalam rapat tertutup tersebut. Tiba-tiba Amir Aslichin menimpali pernyataan Subandi yang tergolong langkah itu dengan nada merendah.
“Kulo kepingin dadi wakil jenengan pak Bandi”. Sahut Subandi menirukan ucapan putra mantan bupati Sidoarjo ini.

Mendengar jawaban itu, Subandi pun langsung merespon, kenapa baru disampaikan sekarang. Kenapa dulu tidak pernah menyatakan hal itu kepadanya. Sedangkan dia sudah menjalin dan berkomitmen dengan pasangan-nya (Mimik Idayana) tidak dalam waktu singkat satu dua hari. Tetapi berbulan-bulan lamanya.

Lagi-lagi, agar tidak menyakiti dan mengecewakan pasangannya dan parpol yang sudah memberikan rekomendasi kepada Subandi–Mimik, mantan kepala desa Pabean 2 periode ini akhirnya pamit kepada Gus Halim Iskandar untuk tetap maju sebagai cabup dalam Pilkada Sidoarjo melalui Gerindra, Golkar dan Demokrat.

Selain itu, Subandi juga memohon doa restu dari Gus Halim serta menyatakan masih tetap menjadi kader PKB. Jika menang, Subandi tetap kembali lagi ke PKB.
Gus Halim pun juga mengijinkan Subandi untuk berlabuh bersama para pengusung dan pendukungnya sekaligus mengamini perjuangannya.

Perlu diketahui, hingga hari ini Subandi masih menjadi kader PKB dan belum pernah menyatakan mundur dari Ketua DPC PKB Sidoarjo.(Dillah)

Berita Terkait

Top