Duet I’in-Usman Kunci Kemenangan PKB?


DIMENSINEWS.COM SIDOARJO; Sebagai partai politik,Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sejak berdirinya era tahun 1999 hingga saat ini masih bertengger sebagai partai penguasa di Sidoarjo,Namun di kontestasi Pilkada tahun ini nampaknya siapapun Pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati yang diusung oleh PKB nampaknya tidak akan mudah bisa memenangkan Pilkada Sidoarjo 2024.
PKB saat ini dan kedepan harus benar-benar cermat dengan kalkulasi jitu mengusung pasangan calon bupati dan wakil bupati dalam berkontestasi pada pesta demokrasi pada Nopember mendatang.
Al Machfud WPD, pengamat sosial dan politik dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) mengatakan, PKB sebagai partai pemenang pileg 2024, juga sebagai petahana masih berpeluang besar menang dalam Pilkada 2024. Hanya saja untuk memenangi tidak akan mudah lagi, seperti pilkada sebelumnya.
Salah satu tantangan terberat, adalah isu korupsi. “Isu itu pasti dihembuskan pihak lawan pada Pilkada mendatang. Ini bisa dimaklumi karena semua bupati Sidoarjo yang diusung PKB pada Pilkada sebelumnya, tersandung korupsi,” ujarnya.
Ditambahkan, menghadapi tantangan itu pihak PKB tertuntut kerja keras dengan segala strategi politiknya, terutama bagaimana dalam mensikapi isu korupsi yang pasti akan dilempar lawan politiknya ke publik. “Isu korupsi itu tentunya bisa disikapi PKB dengan cara membangun trust kepada masyarakaat bahwa paslonnya mempunyai integritas tinggi, kapabel dan memiliki jejak rekam yang bagus. Menjamin mampu melaksanakan pemerintahan bersih, dan amanah,” ujarnya.
Dengan demikian, kata Machfud, peluang PKB masih terbuka lebar kembali memenangkan pesta demokrasi ini. “Apalagi paslon yang diusung benar-benar memiliki popularitas dan keterpilihan yang tinggi bagi masyarakat yang heterogen,” katanya. “Artinya paslon yang tidak hanya didukung satu kelompok masyarakat saja, tapi juga melahirkan simpati bagi kelompok lain,” tambahnya.
Jika menelisik perkembangan konstelasi bursa cabup dan cawabup PKB, Machfud menilai di antara beberapa Cabup itu; Subandi dan Usman maupun Fandi Utomo, figur Achmad Amir Aslichin dianggap paling berpeluang bisa diandalkan.
Sebagai politisi, Mas Iin, sapaan putra Saiful Ilah mantan Bupati Sidoarjo ini, mempunyai track record yang bersih. Juga mempunyai jaringan luas di masyarakat dengan dukungan keluarga besarnya, serta logistik kuat sebagai modal bertarung pada Pilkada 2024.
“Tantangannya hanya satu, bagaimana dia menyakinkan bahwa apa terjadi selama ini (kasus korupsi bupati sebelumnya,–red), akan menjadi pembelajaran berharga. Dia bisa mengambil hikmahnya, lalu merasa tertuntut sekaligus menjadi keharusan membangun pemerintahan yang bersih dan beramanah ke depannya,” katanya.
Pemasangan Mas Iin dengan Abah Usman, sapaan ketua DPRD Sidoarjo, merupakan duet yang dalam sepekan terakhir ini telah terdongkrak elektabitasnya cukup siginifikan. Popularitas pasangan itu semakin tinggi, dan relatif bisa diterima berbagai kalangan masyarakat Sidoarjo.
“Pasangan ini bisa menjadi representasi keterwakilan masyarakat heterogen. Pak Usman mewakili kaum nahdliyin. Sedangan Mas Iin berpeluang mendapat simpati dari keluarga besar Muhammadiyah Sidoarjo karena hubungan primodial dari keluarganya,” ujarnya.
Ini tidak lepas tidak lepas sosok almarhum Haji Anwar, yang merupakan kakek dari Mas Iin. Semasa hidupnya, Haji Anwar merupakan tokoh Muhammadiyah Sidoarjo, bahkan sebagian lahannya telah dihibahkan untuk kepentingan pengembangan pendidikan yang dikelolah organisasi kemasyarakat tersebut. “Sosok Haji Anwar sudah menjadi keluarga besar Muhammadiyah Sidoarjo. Sehingga Mas Iin, bisa menjadi figur mewakili keluarga besar Muhammadiyah,” katanya.
Burhanuddin, Sekretaris PD Muhammadiyah Sidoarjo tidak menampik kedekatan keluarga Muhammadiyah dengan Haji Anwar. “Secara histroris keluarga Anwar memang dekat dengan kami. Dan Mas Iin adalah cucunya Abah Anwar (bukan keponankannya,–red). Bagi kami, siapa yang baik, pasti kami sambut dengan baik pula,” tambahnya.
Sedangkan M. Choiri, tokoh NU Sidoarjo menilai pasangan Mas Iin-Abah Usman yang digulirkan dalam sepekan terakhir ini memang telah merubah konstelasi bursa Cabup-Cawabup PKB. “Saya menilai itu pasangan yang bagus. Keduanya adalah kader terbaik NU yang berkiprah di PKB. Saya rasa kaum nahdliyin pasti merespon positif,” ujarnya. “Apalagi Abah Saiful, menjasa atas perkembangan NU di Sidoarjo. Salah satunya kantor NU di Sidoarjo yang juga digunakan kantor PKB merupakan hasil hibah dari Abah Saiful,” tambahnya.
Meski demikian, lanjut Choiri, pihak PKB masih perlu mempertimbangan pula cabup lain, terutama dari ekternal,–atau di luar kadernya. Seperti Fandi Utomo, atau dikenal dengan sapaan FU, merupakan sosok yang juga bisa diandalkan partai itu dalam berkontestasi pada Pilkada 2024. “Selain pasangan Mas Iin-Abah Usman, sosok FU yang juga daftar pada bursa Cabup PKB, tentunya bisa menjadi jago alternatif dari partai ini,” katanya. (Dillah)

Berita Terkait

Top